Mencegah Agar Konten Medsos Tidak Blunder

Photo by PhotoMIX Company: https://www.pexels.com/photo/person-holding-silver-iphone-7-887751/

Beberapa kali konten media sosial seperti milik pribadi, perusahaan atau instansi badan publik menjadi blunder. Konten blunder ini dalam bahasa Perancis disebut faux pas. Faux pas diklasifikasikan sebagai salah satu bentuk krisis yakni parakrisis (Coombs, 2023). Parakrisis merupakan jenis krisis yang meskipun tidak mengganggu operasional organisasi, tapi dapat berpengaruh negatif terhadap organisasi.

Biasanya berasal dari riding the wave seperti mengikuti trend film atau parodi kejadian yang pernah viral di media sosial. Sebab lain yakni menggunakan materi konten yang ada hak ciptanya atau konten tidak memiliki sentitivitas terhadap kondisi publik. Lalu bagaimana cara mengatasinya?

Pertama, yaitu dengan mencegahnya. Sebelum konten dipublikasikan, sebaiknya ada tim kecil untuk menilai kelayakan konten tersebut. Ini seperti menggunakan tim eksperimen. Cara mudahnya, share saja di grup aplikasi perpesanan seperti Whatsapp Group untuk menilai layak atau tidaknya konten untuk dipublikasikan. Selain itu membuat SOP yang memberikan kewenangan bagi pimpinan level tertentu untuk mempublikasikan konten.

Kedua, yaitu perlu ditinjau apakah kontennya melanggar norma atau tidak. Norma di sini maksudnya norma hukum, norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan, dan norma adat. Misalnya apakah foto yang parodi yang diposting ini melanggar salah satu dari norma-norma tersebut atau tidak. Jika iya, maka sebaiknya perlu disesuaikan sehingga memenuhi norma-norma tadi. Bagi instansi pemerintah hal ini lebih sensitif. Barangkali sebuah foto di perusahaan swasta menjadi pantas, tapi tidak di instansi pemerintah. Selain itu, jangan sampai sebuah ilustrasi, foto atau video menyinggung agama atau suku lain. Oleh karena itu, sebelum konten diposting, perlu ada sistem yang bisa menguji berbagai perspektif.

Ketiga, pastikan pesan dan ilustrasinya cocok khususnya pada konten yang riding the wave. Beberapa yang sering saya temui, pesannya terlalu dipaksakan. Hal itu malah membuat respon negatif dari netizen. Masih banyak cara untuk meningkatkan engagement netizen seperti membuat konten yang edukatif dan menghibur.

Bagaimana jika sudah terlanjur tayang? Pertama, dengan menghapus postingan tersebut. Sebelum dilihat banyak orang, sebaiknya sesegera mungkin dihapus. Kedua dengan minta maaf yang tulus kepada netizen. Ketiga, berterima kasih kepada netizen yang sudah mengingatkan. Keempat, tidak perlu diambil hati komentar netizen. Lebih dari itu, saya berpesan kepada rekan sejawat untuk terus berkarya dengan niat memberikan informasi dan edukasi untuk kemaslahatan Indonesia. 

Rate this article

Getting Info...

Posting Komentar

Copyright ©Strategi Komunikasi - All rights reserved.

Redesign by protemplates
Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
More Details